Kemacetan di Jakarta |
Kemacetan di Banjarmasin kian
Parah
Hari ini macet telah menjadi pemandangan
nyaris biasa di Banjarmasin. Ketidakseimbangan
pertambahan kendaraan dan jumlah jalan membuat pemerintah berpikir keras. Saatnya kembaloi ke transportasi sungai?
-----
Dari waktu ke waktu, jumlah
penduduk di Kota Banjarmasin terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS
Banjarmasin tahun 2014
tadi didapatkan jumlah penduduk Kota Banjarmasin sampai pada akhir tahun 2013
berjumlah 656.778 jiwa dengan luasan
wilayah relatif sempit, 98,46 km
persegi.
Peningkatan
jumlah penduduk berbanding lurus dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor. Pada tahun
2010 saja, tercatat sebanyak 365.628 unit kendaraan bermotor yang terdaftar
pada cabang Dinas Pendapatan Kota Banjarmasin. Dari jumlah tersebut sekitar
83,03 persen adalah kendaraan bermotor roda 2. Lima tahun berlalu, jumlah ini
tentu saja telah berlipat. Total, kendaraan yang terdaftar mengalami peningkatan
sebesar 38 persen dalam waktu lima tahun terakhir. Peningkatan ini terjadi di
semua jenis kendaraan baik roda 2, roda 3 maupun roda 4.
Tentu
saja, ini menjadi biang terjadinya kemacetan. Ditambah
lagi sarana dan prasarananya
yang cenderung tidak terbenahi dengan baik. Data kondisi jalan di Banjarmasin
khususnya angkutan darat tercatat panjang jalan kota di Kota Banjarmasin 719,08
km, 90,68 persen dalam keadaan diaspal dan beton. Ada sekitar 23,27 persen kondisi
jalannya rusak.
Dari
data itu sudah bisa disimpulkan bakal terjadinya kemacetan di Banjarmasin. Fakta di
lapangan misalnya
di Jalan Veteran perbatasan antara Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar
tepatnya di kawasan Sungai Lulut. Kawasan perbatasan ini setiap pagi dan sore
hari ketika jam sibuk bisa dipastikan macet. Terutama ketika hari sekolah
Senin-Jumat. Kemacetan terjadi sekitar pukul 07.00-08.00 Wita. Kemudian sorenya
ketika jam pulang.
Hal ini pun juga tidak ditampik Kepala Satuan Lalu Lintas
(Kasatlantas) Polres Banjarbaru Kompol Henry N Chandra SIK MH. Hasil pengkajian
Satlantas Banjarmasin di lapangan ada delapan titik rawan macet di Banjarmasin
termasuk Jalan Veteran. Tujuh titik lainnya, Jalan Sultan Adam, Jalan Hasan
Basri, Jalan P Kemerdekaan, Jalan A Yani Km (1, 4 dan 6), Jalan P Samudra, Jalan
Ujung Murung dan
Jalan Pangeran Antasari.
Pada survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi pada
ruas jalan Veteran, dibagi menjadi dua arah yaitu arah masuk kota dan arah
keluar Kota. Dengan volume tertinggi terjadi pada jam tersibuk pagi 07.15-08.15 Wita dengan jumlah volume 1191 satuan
mobil penumpang (smp)/jam, sedangkan jam sibuk pada sore hari terjadi pada
pukul 16.45-18.00 dengan volume lalu
lintas sebesar 965 smp/jam.
Jalan lainnya di ruas Jalan Hasan Basri, dibagi menjadi
dua arah yaitu arah masuk kota dan arah keluar kota. Dengan volume tertinggi
terjadi pada jam tersibuk pagi
07.30-08.30 Wita dengan jumlah volume 2141 smp/jam, sedangkan jam sibuk
pada siang dan sore hari terjadi pada pukul 13.45-17.45 dengan volume lalu lintas sebesar 1577 smp/jam.
“Hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut aktivitas
bekerja dan sekolah mulai berlangsung disertai pergerakan dari luar kota yang
keluar masuk ke wilayah Kota Banjarmasin cukup ramai,” ucapnya Kompol Henry
didampingi Kasubnit I Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satlantas
Polres Banjarmasin, Bripka Budiyono.
Sejumlah upaya digalakan untuk mencegah terjadinya
kemacetan di delapan titik tadi. Seperti menurunkan personil pada saat jam
tersibuk yakni 07.30 hingga 08.30 Wita. Begitu juga di jam sibuk siang dan sore
ketika waktu pulang. Rekomendasi Satlantas Polres Banjarmasin, sudah saatnya
Kota Banjarmasin punya angkutan massal. Pasalnya dengan adanya angkutan massal
yang representatif bisa mengurangi jumlah volume kendaraan di Banjarmasin.
Selain itu juga, pembangunan jangan dipusatkan di kawasan
perkotaan. Misalnya saat ini sejumlah sekolah favorit berada di tengah-tengah
Kota Banjarmasin seperti di Lambung Mangkurat dan lainnya. Kemudian, perizinan
bangunan harus lebih selektif lagi sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas.
“Contohnya, bangun tempat perbelanjaan atau hotel. Tempat
parkirnya harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai parkirnya nanti di
badan jalan,” tandasnya.
Pengamat Transportasi Dr Budi Suryadi Msi menilai Kota
Banjarmasin sudah saatnya kembali ke julukannya sebagai Kota Seribu Sungai.
Pengguna transportasi sungai saat ini semakin berkurang. Justru angkutan darat
malah semakin banyak.
Dari data yang didapat, semua jenis angkutan sungai
mengalami penurunan lebih dari seratus persen, terutama pada jenis angkutan
motor getek/klotok. Pada tahun 2010, jumlah klotok yang terdaftar mencapai 65
buah, jenis kapal motor, speedboat dan tongkang jumlahnya pada tahun 2010
masing-masing berjumlah 13, 21 dan 24 buah. Sedangkan pada tahun sebelumnya
jumlahnya masing-masing lebih besar, yaitu secara berturut-turut berjumlah 416,
54, 28, dan 33 buah.
“Julukan Kota Seribu Sungai seolah ditinggalkan. Sekarang
yang tersisa sekitar 77 sungai. Padahal ini bisa dijadikan alternatif untuk
mencegah kemacetan di Banjarmasin,” ucap Dosen FISIP Unlam Banjarmasin
tersebut.
Di sejumlah forum diskusi ungkap Budi, tahun 2020
diperkirakan Banjarmasin bakal menyamai Kota Bandung dan Jakarta. Namun jika
melihat kondisi saat ini, ternyata prediksi itu pun bisa luput jika Pemkot
Banjarmasin tidak tegas dalam mengambil sikap.
“Kemacetan bisa kita rasakan sekarang di tahun 2015. Mungkin
di tahun 2020 nanti bukan tidak mungkin lagi akan menyamai Kota Jakarta. Ini
harus segera diantisipasi,” tandasnya.
Prediksi Budi ini pun beralasan jika melihat sistem
transportasi Banjarmasin saat ini. Sarana prasarana (Sapras) angkutan di Banjarmasin
memprihatinkan, sarana jalan yang semakin sempit lantaran semakin banyaknya
jumlah penduduk dan kendaraan bermotor meningkat. Kemudian juga Sumber Daya
Manusia (SDM)-nya yang terkesan belum siap dan belum serius menangani kemacetan
di Banjarmasin.
“Ada jalan kota, provinsi dan nasional. Penanganannya
terkadang lempar bola, padahal masing-masingnya punya peran,” tandasnya.
Kota Banjarmasin tambah Budi, mirip seperti beberapa kota
Belanda yang dikelilingi sungai. Bahkan seperti Kota kecil Giethoorn tidak
memiliki jalan raya, hampir seluruh kota di kelilingi oleh kanal-kanal kecil
yang indah. “Banjarmasin punya potensi untuk itu,” ucapnya. (mat/ij/ran)
8 Titik
Rawan Macet Banjarmasin
1.
Jalan Veteran
2.
Jalan
Sultan Adam
3.
Jalan
Hasan Basri
4.
Jalan
P Kemerdekaan
5.
Jalan
A Yani Km (1, 4 dan 6)
6.
Jalan
P Samudra
7.
Jalan
Ujung Murung
8.
Jalan
Pangeran Antasari
Sumber :
Dikyasa Lantas Polres Banjarmasin
0 comments:
Post a Comment