2020, Banjarmasin Samai Jakarta


Kemacetan di Jakarta
Kemacetan di Banjarmasin kian Parah

Hari ini macet telah menjadi pemandangan nyaris biasa di  Banjarmasin. Ketidakseimbangan pertambahan kendaraan dan jumlah jalan membuat pemerintah berpikir keras.   Saatnya kembaloi ke transportasi sungai?

-----

Dari waktu ke waktu,   jumlah penduduk di Kota Banjarmasin terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Banjarmasin tahun 2014 tadi didapatkan jumlah penduduk Kota Banjarmasin sampai pada akhir tahun 2013 berjumlah 656.778 jiwa dengan  luasan wilayah relatif sempit,  98,46 km persegi.
Peningkatan jumlah penduduk berbanding lurus dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor.  Pada tahun 2010 saja, tercatat sebanyak 365.628 unit kendaraan bermotor yang terdaftar pada cabang Dinas Pendapatan Kota Banjarmasin. Dari jumlah tersebut sekitar 83,03 persen adalah kendaraan bermotor roda 2. Lima tahun berlalu, jumlah ini tentu saja telah berlipat. Total,  kendaraan yang terdaftar mengalami peningkatan sebesar 38 persen dalam waktu lima tahun terakhir. Peningkatan ini terjadi di semua jenis kendaraan baik roda 2, roda 3 maupun roda 4.
Tentu saja, ini   menjadi biang terjadinya kemacetan. Ditambah lagi   sarana dan prasarananya yang cenderung tidak terbenahi dengan baik. Data kondisi jalan di Banjarmasin khususnya angkutan darat tercatat panjang jalan kota di Kota Banjarmasin 719,08 km, 90,68 persen dalam keadaan diaspal dan beton. Ada sekitar 23,27 persen kondisi jalannya rusak.
Dari data itu sudah bisa disimpulkan bakal terjadinya kemacetan di Banjarmasin. Fakta di lapangan misalnya di Jalan Veteran perbatasan antara Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar tepatnya di kawasan Sungai Lulut. Kawasan perbatasan ini setiap pagi dan sore hari ketika jam sibuk bisa dipastikan macet. Terutama ketika hari sekolah Senin-Jumat. Kemacetan terjadi sekitar pukul 07.00-08.00 Wita. Kemudian sorenya ketika jam pulang.
Hal ini pun juga tidak ditampik Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Banjarbaru Kompol Henry N Chandra SIK MH. Hasil pengkajian Satlantas Banjarmasin di lapangan ada delapan titik rawan macet di Banjarmasin termasuk Jalan Veteran. Tujuh titik lainnya, Jalan Sultan Adam, Jalan Hasan Basri, Jalan P Kemerdekaan, Jalan A Yani Km (1, 4 dan 6), Jalan P Samudra, Jalan Ujung Murung dan Jalan Pangeran Antasari.
Pada survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi pada ruas jalan Veteran, dibagi menjadi dua arah yaitu arah masuk kota dan arah keluar Kota. Dengan volume tertinggi terjadi pada jam tersibuk pagi  07.15-08.15 Wita dengan jumlah volume 1191 satuan mobil penumpang (smp)/jam, sedangkan jam sibuk pada sore hari terjadi pada pukul 16.45-18.00 dengan  volume lalu lintas sebesar 965 smp/jam.
Jalan lainnya di ruas Jalan Hasan Basri, dibagi menjadi dua arah yaitu arah masuk kota dan arah keluar kota. Dengan volume tertinggi terjadi pada jam tersibuk pagi  07.30-08.30 Wita dengan jumlah volume 2141 smp/jam, sedangkan jam sibuk pada siang dan sore hari terjadi pada pukul 13.45-17.45 dengan  volume lalu lintas sebesar 1577 smp/jam.
“Hal ini disebabkan karena pada waktu tersebut aktivitas bekerja dan sekolah mulai berlangsung disertai pergerakan dari luar kota yang keluar masuk ke wilayah Kota Banjarmasin cukup ramai,” ucapnya Kompol Henry didampingi Kasubnit I Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satlantas Polres Banjarmasin, Bripka Budiyono.
Sejumlah upaya digalakan untuk mencegah terjadinya kemacetan di delapan titik tadi. Seperti menurunkan personil pada saat jam tersibuk yakni 07.30 hingga 08.30 Wita. Begitu juga di jam sibuk siang dan sore ketika waktu pulang. Rekomendasi Satlantas Polres Banjarmasin, sudah saatnya Kota Banjarmasin punya angkutan massal. Pasalnya dengan adanya angkutan massal yang representatif bisa mengurangi jumlah volume kendaraan di Banjarmasin.
Selain itu juga, pembangunan jangan dipusatkan di kawasan perkotaan. Misalnya saat ini sejumlah sekolah favorit berada di tengah-tengah Kota Banjarmasin seperti di Lambung Mangkurat dan lainnya. Kemudian, perizinan bangunan harus lebih selektif lagi sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
“Contohnya, bangun tempat perbelanjaan atau hotel. Tempat parkirnya harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai parkirnya nanti di badan jalan,” tandasnya.
 Pengamat Transportasi Dr Budi Suryadi Msi menilai Kota Banjarmasin sudah saatnya kembali ke julukannya sebagai Kota Seribu Sungai. Pengguna transportasi sungai saat ini semakin berkurang. Justru angkutan darat malah semakin banyak.
Dari data yang didapat, semua jenis angkutan sungai mengalami penurunan lebih dari seratus persen, terutama pada jenis angkutan motor getek/klotok. Pada tahun 2010, jumlah klotok yang terdaftar mencapai 65 buah, jenis kapal motor, speedboat dan tongkang jumlahnya pada tahun 2010 masing-masing berjumlah 13, 21 dan 24 buah. Sedangkan pada tahun sebelumnya jumlahnya masing-masing lebih besar, yaitu secara berturut-turut berjumlah 416, 54, 28, dan 33 buah.
“Julukan Kota Seribu Sungai seolah ditinggalkan. Sekarang yang tersisa sekitar 77 sungai. Padahal ini bisa dijadikan alternatif untuk mencegah kemacetan di Banjarmasin,” ucap Dosen FISIP Unlam Banjarmasin tersebut.
Di sejumlah forum diskusi ungkap Budi, tahun 2020 diperkirakan Banjarmasin bakal menyamai Kota Bandung dan Jakarta. Namun jika melihat kondisi saat ini, ternyata prediksi itu pun bisa luput jika Pemkot Banjarmasin tidak tegas dalam mengambil sikap.
“Kemacetan bisa kita rasakan sekarang di tahun 2015. Mungkin di tahun 2020 nanti bukan tidak mungkin lagi akan menyamai Kota Jakarta. Ini harus segera diantisipasi,” tandasnya.
Prediksi Budi ini pun beralasan jika melihat sistem transportasi Banjarmasin saat ini. Sarana prasarana (Sapras) angkutan di Banjarmasin memprihatinkan, sarana jalan yang semakin sempit lantaran semakin banyaknya jumlah penduduk dan kendaraan bermotor meningkat. Kemudian juga Sumber Daya Manusia (SDM)-nya yang terkesan belum siap dan belum serius menangani kemacetan di Banjarmasin.
“Ada jalan kota, provinsi dan nasional. Penanganannya terkadang lempar bola, padahal masing-masingnya punya peran,” tandasnya.
Kota Banjarmasin tambah Budi, mirip seperti beberapa kota Belanda yang dikelilingi sungai. Bahkan seperti Kota kecil Giethoorn tidak memiliki jalan raya, hampir seluruh kota di kelilingi oleh kanal-kanal kecil yang indah. “Banjarmasin punya potensi untuk itu,” ucapnya. (mat/ij/ran)

8 Titik Rawan Macet Banjarmasin
1.     Jalan Veteran
2.    Jalan Sultan Adam
3.    Jalan Hasan Basri
4.    Jalan P Kemerdekaan
5.    Jalan A Yani Km (1, 4 dan 6)
6.    Jalan P Samudra
7.    Jalan Ujung Murung
8.    Jalan Pangeran Antasari
Sumber : Dikyasa Lantas Polres Banjarmasin


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment