BANJARMASIN – Perkembangan ekonomi dan
perdagangan telah memacu perubahan struktur ekonomi dan industri. Perubahan itu
membawa konsekuensi logis pada kebutuhan tenaga kerja baik kuantitas maupun
kualitas.
Permasalahan
klasik ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan khususnya adalah terjadinya
kesenjangan antara ketersediaan lowongan kerja dengan jumlah pencari kerja.
Bukan itu saja sejumlah
lowongan kerja yang tersediapun tidak dapat diisi oleh pencari kerja
dikarenakan pencari kerja tidak memiliki kompetensi yang dipersyaratkan oleh
pasar kerja.
Kondisi ini pun tidak ditampik Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalsel Anton Simbolon.
Menurutnya, banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia juga
mempersyaratkan pekerja harus memiliki kompetensi tertentu bahkan yang
berstandar internasional.
Provinsi
Kalimantan Selatan berperan dalam pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar
negeri yang mana kecenderungannya tiap tahun menunjukan trend yang semakin
meningkat. TKI yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi
pada sektor kerja informal.
“Mengapa? Karena calon TKI Provinsi Kalimantan
Selatan belum memiliki kompetensi yang berstandar internasional sehingga tidak
dapat berkompetisi pada pasar kerja di luar negeri
(LN),” ucapnya.
Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Selatan pada Februari
2015 tadi jumlah
penduduk Kalimantan Selatan saat ini, kurang lebih 3.922.790 jiwa. Dari jumlah penduduk
tersebut, penduduk usia kerja ( usia > 15 thn ) mencapai 2.068.499 jiwa, dimana dari jumlah penduduk
usia kerja tersebut, bukan angkatan kerja sebesar 494.230 orang dan angkatan kerja
1.968.546 orang.
Dari
jumlah angkatan kerja sebesar 1.968.546
orang tersebut, dapat dirinci sebagai berikut bekerja penuh 1.131.435
orang, bekerja tidak penuh 737.158
orang (setengah penganggur mencari
kerja 203.867 orang, pekerja paruh
waktu 533.291 orang) dan penganggur
penuh 99.953 orang.
Data diatas menunjukan para pencari kerja
yaitu mereka yang berstatus penganggur penuh dan setengah penganggur masih
cukup besar sebesar 303.820 orang. Sementara data lowongan
kerja yang tercatat pada acara bursa kerja yang diselenggarakan oleh Disnakertrans Provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2014 hanya
berkisar 4.000 lowongan kerja saja dan tidak semua lowongan kerja
tersebut dapat diisi oleh pencari kerja artinya masih
terdapat kesenjangan yang tinggi antara
peluang kerja dan pencari kerja, sehingga diperlukan pelatihan kerja berbasis
kompetensi yang dapat menjembatani kesenjangan
kompetensi antara yang diperlukan oleh dunia industri dan yang dimiliki oleh pencari
Kerja.
“Kita
ingin mengurangi angka pengangguran tadi. Melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas
Balai Latihan Kerja (BLK). Output-nya adalah calon tenaga kerja lulusan Balai Latihan
Kerja yang memiliki kompetensi, produktif dan profesional mampu berkompetisi pada
pasar kerja nasional, regional maupun internasional, sehingga dapat meminimalisasi
permasalahan sosial seperti kemiskinan, kriminalitas serta permasalahan sosial
lainnya,” ucapnya. (mat)
Jumlah Angkatan Kerja Kalsel
1. Bekerja penuh :
1.131.435 orang
2.
Bekerja tidak penuh : 737.158 orang
a.
½ penganggur yg mencari kerja : 203.867 orang
b.
Pekerja paruh waktu : 533.291 orang
3.
Penganggur penuh :
99.953 orang
Total : 1.968.546 orang
Sumber :
Disnakertrans Kalsel
0 comments:
Post a Comment