BANJARMASIN - Alumnus Sarjana
Komputer di Kalimantan Selatan sebenarnya sudah cukup banyak. Sayangnya,
rangkulan dari pemerintah daerah terhadap ahli teknologi informatika ini tidak
digarap maksimal.
Sebenarnya ada beberapa p
erusahaan rintisan digital
(startup) di Banua yang didirikan ahli TI. Namun masih belum mendapatkan
kepercayaan dari sejumlah perusahaan di Kalimantan Selatan. Perusahaan
kebanyakan mengadopsi startup luar Kalsel untuk digunakan di instansinya.
Padahal banyak sekali hasil karya sarjana komputer setiap tahunnya.
Founder MyBanjarbaru.com |
Pengamat Teknologi Informatika Politeknik Hasnur Wahyu
Ridhoni SKom MEng mengungkapkan, setiap tahunnya banyak program aplikasi komputer
hanya menjadi warisan sarjana komputer untuk kampusnya. Warisan ini seharusnya
bisa dikembangkan sehingga menjadi sebuah produk yang bisa diaplikasikan kepada
masyarakat banyak.
“Di sini banyak kampus TI. Prodi Ilkom FMIPA Unlam,
STIMIK, Politeknik Hasnur. Mungkin sudah saatnya di kampus-kampus Kalsel
membuat komunitas startup,” pungkasnya.
Pemerintah daerah ungkap Wahyu juga harus memfasilitasi
komunitas-komunitas ini. Misalnya menggelar festival Teknologi Informasi di
Kalimantan Selatan. Di dalam festival ini ada pameran hasil karya mahasiswa dan
juga sarjana komputer di kampus Kalimantan Selatan.
“Saya rasa tidak sulit. Tinggal koordinasi saja dengan
kampus-kampus di Kalsel. Kemudian undang perusahaan yang merupakan mitra
pemerintah daerah selama ini untuk melihat hasil karya anak banua,” ucapnya.
Ditambahkan Pengamat TI dari Prodi Ilmu Komputer FMIPA Unlam
Banjarbaru, Friska Abadi SKom, Kalsel memiliki banyak sarjana di bidang
IT, tetapi kebanyakan dari mereka bertujuan untuk mencari kerja bukan untuk
menciptakan startup bisnis pada bidang IT.
“Pemerintah
juga harus
ikut ambil bagian dengan melibatkan anak-anak daerah dalam pengadaan
proyek-proyek teknologi informasi seperti melakukan kerja sama dengan instansi
universitas, lembaga kursus, dan sebagainya,” ucapnya.
Kondisi
yang ada sekarang ungkapnya, pengadaan proyek dilakukan melalui jalur
relasi-relasi yang mereka kenal tanpa melalui sistem pengadaan proeyek secara
terbuka.“Buat
apa banyak sarjana IT tetapi tidak diberdayakan dengan maksimal pemerintah
daerah.
Dari situlah akan menjadikan trend di kalangan anak muda untuk
semangat melakukan startup bisnis di bidang IT ini,” tandasnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika (Dishubkominfo) Kalsel Sufian AH melalui Kabid Kominfo Bahroem
mengungkapkan, Kalsel sebenarnya siap menggelar Festival TIK seperti yang
digelar di Madado beberapa waktu lalu. Sayangnya di tahun ini, anggaran
tergerus di pelaksana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember
nanti.
“Kita berencana tahun ini melaksanaan festival, namun
anggaran terserap ke sana. Padahal Kalsel sudah Kementerian Kominfo untuk
pelaksanaan seminar ini,” ucapnya.
Dalam festival yang rencananya perdana di Kalsel ini, ia
pun mengundang komunitas IT di seluruh perguruan tinggi di Kalsel. Selain itu
juga menggandeng pengusahaTI di Kalimantan Selatan. Saat ini tambah Bahroem, Bidang Kominfo
Dishubkominfo Kalsel tengah menseriusi smart city Banjar Bakula. Nantinya ada
data center di Sektretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kalsel. Lokasi ini
merupakan ruang publik seperti di kota-kota besar.
“Kita bangun data center di sana. Ini juga berkaitan
dengan fasilitasi startup di Kalsel. Mungkin seperti Digital Valey,” ucapnya.
Selain soal anggaran ungkap Bahroem, SKPD-nya juga
terkendala soal sumber daya manusia (SDM). Tidak banyak ahli TI di Pemprov
Kalsel. Namun untungnya, ada dibentuk relawan TIK yang tersebar di sejumlah
kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
“Relawan TIK kita lumayan banyak. Ada dari SMK, perguruan
tinggi. Kita pun berharap, ada startup baru berdiri. Tentunya juga harus
didukung pemangku kepentingan di Kalimantan Selatan,” tandasnya. (mat/by/ran)
0 comments:
Post a Comment