Seribu Sungai atau Seribu Ruko?

H Adjim Arijadi BSc
Julukan Kota Seribu Sungai untuk Kota Banjarmasin kala ini seperti sudah tidak pas lagi. Betapa tidak, bangunan-bangunan tinggi berdiri, cor semen ironisnya sampai menutup sungai-sungai kecil di Banjarmasin.
Pengamat Transportasi Sungai Dr Budi Suryadi MSi pun pernah menyebutkan menghilangnya keberadaan sungai di Kota Banjarmasin ini. Hanya tersisa 77 sungai yang aktif.
Kondisi ini pun bikin budayawan Banjarmasin bersuara. Hilangnya keberadaan sungai di Kota Banjarmasin, tidak lepas dari modernisasi sebuah kota. Budaya sungai mulai ditinggalkan. Senada dengan itu, transportasi sungai ditinggalkan, sungainya pun “nganggur”.
Datu Mangku Adat H Adjim Arijadi BSc mengatakan, sungai merupakan saksi sejarah pembangunan Kota Banjarmasin. Kerajaan-kerajaan zaman dulu tidak lepas dengan keberadaan sungai di Banjarmasin. Semua kerajaan berada di pinggir sungai. Tentunya, transportasi yang dipakai pun adalah transportasi sungai.
“Sungai merupakan jantung kehidupan, sungai itu membentuk persahabatan dan kekeluargaan. Semuanya tidak kepas dari kehidupan sungai,” ucapnya.
Sejumlah legenda pun banyak diceritakan terjadi di dalam sungai. Misalnya untuk mendapatkan predikat seorang raja, Lambung Mangkurat harus betapa di sungai. Begitu juga tentang Putri Junjung Buih. Semuanya tidak lepas dari keberadaan sungai. “Sampai sekarang, pemerintahan pun sepertinya tidak lepas dengan keberadaan sungai,” ucapnya.
Adjim pun mengevaluasi pembangunan Kota Banjarmasin kala ini. Pengertian siring sebenarnya harus terdapat pesisir sehingga bisa untuk jalan. Contohnya di Belanda, siring masih ada tepian pesisirnya. Namun jika melihat kondisi siring sekarang, tidak seperti makna siring sebenarnya yang terdapat pesisir.
Kemudian juga keberadaan minimarket kala ini membuat pasar tradisional makin jatuh. Ia pun mengaku sedih dengan keberadaan sungai saat ini. Contohnya ketika melihat Sungai Kuin, Benar-benar sepi.
Adjim pun sempat memantau kondisi Pasar Terapung Tendean. Ia pun mengetahui settingan Pemkot Banjarmasin untuk bisa menghidupkan wisata tersebut. Menurutnya ini salah satu gebrakan yang memudahkan orang kota bisa menikmati hasil kebun di desa. “Namun masih banyak yang perlu diangkat. Kalau setelah habis Pasar Terapung Tendean kembali sepi lagi,” ucapnya.
Adjim pun merekomendasikan, Pemkot Banjarmasin melalui Dinas Pariwisata Banjarmasin memprogramkan pertunjukan yang berstandar historis dari sejarah sungai. Namun ungkapnya harus rutin dilaksanakan. “Misalnya ada panggung terapung, di sana digelar pertunjukan legenda yang menceritakan Putri Junjung Buih,” ucapnya.
Kemudian juga perlu digagas touring wisata sungai di Banjarmasin. Wisatawan tentunya sangat menginginkan menikmati Sungai Kelayan, Pekapuran, Pengambangan, Sungai Gardu, dan sungai lainnya di Banjarmasin. Tentunya dengan perahu artistik yang sudah dikonsep untuk wisata. “Rumah lanting juga perlu dikonsep,” ucapnya.
Kemudian tambahnya, mumpung tahun 2015 ini adalah tahun politik. Ia berharap, calon-calon kepala daerah baik itu Walikota Banjarmasin maupun Gubernur Kalsel bisa mengembalikan julukan Kota Seribu Sungai Banjarmasin. Kemudian tambahnya, dalam memprogramkan suatu agenda jangan hanya melibatkan legislasitif-eksekutif, namun juga budayawan, seniman dan akademisi untuk memecahkan permasalahan di Kota Banjarmasin ini. “Kalau sekarang ini, Kota Seribu Sungaikah, Seribu Ruko? Forum komunikasi yang melibatkan budayawan, seniman dan akademisi ini perlu digagas,” ucapnya.
Ada sebuah papadah yang ingin disampaikannya kepada Pemkot Banjarmasin untuk menangani setiap permasalahan yang ada. Kalau mau mengangkat batang terendam di sungai. Alangkah lebih baiknya dilihat dulu kondisi batangnya. Apakah sudah belumut, rapuh atau lainnya. Jangan sampai sembarangan diangkat, licin, kemudian tidak menjadi barang yang bermanfaat.
Artinya, diperlukan pemikiran matang dulu sebelum mengangkat batang. Ada perencanaan, konsep atau gagasan sebelum bertindak. Ketika perencanaan sudah matang, kemudian baru batang diangkat. Sehingga batang yang diangkat ini bisa menjadi barang yang bermanfaat untuk orang banyak. (mat)


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment