Sudah Sadar Sejak 2006

Transportasi Sungai jadi Alternatif
BANJARMASIN - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarmasin, Fajar Desira tidak menampik terjadinya kemacetan di sejumlah titik Kota Banjarmasin Bahkan ia pun menyebutkan kawasan-kawasan yang menjadi titik kemacetan di Kota Seribu Sungai ini.
“Iya memang faktanya seperti itu. Data dunia, perpindahan penduduk tahun 2025 itu 50 persen ada di kota,” tandasnya.
Transportasi Sungai jadi Jalur Alternatif
Sejak tahun 2006 ungkap Fajar, sudah menyadari berkurangnya peminat transportasi sungai di Banjarmasin. Sejak saat itulah perencanaan mulai dari memindah pusat pemerintahan hingga pemanfaatan kembali alur sungai digagas. “Tata ruangnya dibenahi, pemanfaatan sungainya sampai manajemen lalu lintasnya,” tandasnya.
Tata ruang yang dimaksud seperti memindah balaikota ke kawasan baru yakni Kelayan Timur. Perencanaannya hingga 20 tahun ke depan dengan luasan lahan perkantoran 70 hektare. Memindah pusat perkantoran menurut Fajar akan mengurangi pergerakan di pusat kota.
Selain itu Kota Banjarmasin akan meniru Konsep Compact City. Konsep ini untuk meningkatkan kawasan terbangun dan kepadatan penduduk permukiman, mengintensifkan aktifitas ekonomi, sosial dan budaya perkotaan, dan memanipulasi ukuran kota, bentuk dan struktur perkotaan serta sistem permukiman dalam rangka mencapai manfaat keberlanjutan lingkungan, sosial, dan global, yang diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi perkotaan.
“Kemudian juga greencity, smartcity. Itu jangka panjang. Jangka pendeknya, dalam lima tahun pemanfaatan transportasi terpadu, darat dan sungai,” ucapnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Banjarmasin Ir Muryanta MT mengatakan, tahun 2010, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ia pimpin dibentuk. Salah satu latar belakang dibentuknya SKPD eselon II lantaran urgens kondisi sungai di Banjarmasin. Warganya terkesan mulai meninggalkan transportasi air.
“Kita sempat menggelar sayembara penataan Kota Banjarmasin berbasis sungai. Pesertanya dari sejumlah negara, Malaysia, Korea. Pemenangnya Australia,” ucapnya.
Di dalam rancangan penataan itu, transportasi sungai terintegrasi antara darat dan sungai. Tentunya ada selter atau pelabuhan yang menjadi batas antara jalur darat dan air ini. Totalnya di dalam penataan ada 19 titik, lokasinya ada di dekat jembatan besar Banjarmasin.
“Itu dari segi penataan kota. Untuk menghidupkan sungai, budaya masyarakat mencintai sungai sebagai jalur transportasi juga kita tekan. Seperti menghidupkan pasar terapung di beberapa lokasi,” ucapnya.
Pilihan sungai sebagai alternatif jalur transportasi untuk mencegah kemacetan menurut Muryanta perlu diseriusi. Namun tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi jika berbicara soal pembebasan, revitalisasi bantaran sungai, normalisasi bantaran sungai. “Seperti kanal-kanal di veteran. Akan kita hidupkan kembali,” tandasnya.
Kelebihan transportasi sungai ungkap Muryanta dari segi volume angkutan. Memang ungkapnya transportasi sungai bisa dikatakan lamban, namun dari segi jumlah angkutan bisa dipastikan lebih banyak.
Kemudian dari segi jalan dan jembatan, Kepala Dinas Binamarga Kota Banjarmasin, Gusti Ridwan Sofyani mengungkapkan, sistem jaringan jalan lingkar dalam (Banjarmasin Innering Road/BIR) dan Banjarmasin Outer Ringroad (BORR) bisa menjadi solusi pencegah kemacetan.
Jalan yang termasuk lingkar dalam yakni Adhyaksa Raya, Sultan Adam Raya, Gatot Subroto, jalan baru yang melintasi kelurahan Pekapuran dan Kelayan, Dahlia, Jafri Zam Zam (bagian selatan), jalan baru yang melintasi kawasan Alalak dan  Meranti. Kemudian jaringan jalan yang menjadi bagian dari BORR yang melintasi Kota Banjarmasin, yaitu Jalan Lingkar Selatan, Pangeran Muh Noor dan HKSN.
“Nantinya akan seperti jaring laba-laba. Mau kemana saja bisa lebih cepat dan bisa mengantisipasi terjadinya kemacetan untuk jangka panjang,” tandasnya.
Tentunya ungkap Ridwan tidak meninggalkan peningkatan dan pelebaran sejumlah jalan. Terutama kawasan-kawasan yang sudah dianggap tidak representatif dari segi kenyamanan pengguna jalan. (mat)



Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment